Rabu, 04 Januari 2012

DAMAI YANG MENULAR


Sebuah ranting yang sedang berkata kepada ranting di dekatnya
“Hari ini sungguh hampa dan membosankan”
Dan ranting lainnya pun menjawab
“Memang kosong dan membosankan”

Ketika itu seekoor burung pipit hinggap di salah satu ranting itu,
Lalu seekor burung lainnya, di ranting di dekatnya

Dan salah satu burung pipit itu berkicau dan berkata
“Aku baru ditinggalkan oleh pasanganku”

Dan burung lainnya berkata
“Pasanganku juga pergi, dan ia takkan kembali.
Apa pedulinya aku”

Lalu kedua burung itu mulai bertengkarbriuh rendah

Tiba-tiba saja dua ekor burung pipit lainnya datang dari langit
Dan hinggap diam-diam di samping kedua burung yang pertama tadi.

Lalu suasananya menjadi tenang, damai
Lalu keempat burung itu pun terbang berpasang-pasangan
Dan kata ranting yang satu kepada sesamanya
“Bising sekali tadi ya”
Dan jawab ranting yang lain
“Apa katamulah, yang jelas sekarang ini, damai serta lega. Dan kalau udara yang di atas damai, menurutku mereka-mereka yang tinggal di bawah juga bisa damai. Tidak maukah kamu bergoyang teriup angin lebih dekat kepadaku?”
Dan ranting yang satu berkata
“Oh, kebetulan demi damai, musim semi toh sudah berakhir”
Lalu ia bergoyang tertiup angin kencang
Dan merangkul temannya.

Dikutip dari Sang Pengembara, karya Kahlil Gibran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar