Sabtu, 09 November 2013

PENTINGNYA EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA

Di dalam penulisan berupa karya ilmiah, kesusastraan, maupun penulisan berita, diperlukan suatu acuan tentang tata cara penulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu diperlukan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman berbahasa dan menjadi juklak bagi bangsa Indonesia. Pedoman tersebut adalah ejaan.
Lalu apa definisi ejaan secara utuh? Ejaan merupakan tata cara penulisan huruf, kata, dan kalimat sesuai dengan standardisasi yang telah disepakati dalam kaedah Bahasa Indonesia.
Ejaan sebagai pedoman berbahasa yang saat ini digunakan sebagai tolak ukur, tercipta tidak luput dari hasil kesepakatan bersama oleh seluruh komponen bangsa. Berbagai macam ejaan pernah diterapkan di Indonesia sebelumnya, hingga kini ditetapkan ejaan yang lebih sempurna. Adapun ejaan-ejaan yang dimaksud adalah Ejaan Van Ophuysen, Ejaan Republik/ Ejaan Suwandi, dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Ejaan Van Ophuysen disebut juga sebagai Ejaan Balai Pustaka. Ejaan yang dibuat oleh Ch. A. Van Ophuysen berlaku sejak tahun 1901 hingga kemerdekaan Republik Indonesia berkumandang. Ejaan ini lebih berbau Belanda, karena saat itu Indonesia sedang dikuasai oleh Belanda. Ciri khususnya adalah huruf u ditulis denganoe.
Pada tahun 1947, ejaan bahasa Indonesia beralih menggunakan Ejaan Republik atau Ejaan Suwandi. Ejaan ini dibuat saat Suwandi menjabat sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan. Ejaan Republik merupakan penyederhana dari Ejaan Van Ophuysen. Misalnya seperti huruf oe diubah menjadi u dan kata-kata yang disambung seperti berlari2-an menjadi berlari-larian.
Penyempurna dari ejaan-ejaan yang diterapkan sebelumnya dan sampai sekarang masih digunakan adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD). EYD diresmikan pada 17 Agustus 1972 berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972. Ciri khusus EYD adalah perubahan huruf seperti jdjnjch,tjsj menjadi yjnykhc,sy.
Kaedah Pemakaian Huruf
Abjad yang dipakai dalam bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf, yaitu: 21 huruf konsonan dan 5 huruf vokal. Semua huruf dapat digunakan secara umum dalam kata, kecuali huruf q dan x. Keduanya khusus diperlukan untuk nama dan keperluan ilmu. Di dalam bahasa Indonesia terdapat pengombinasian dua huruf vokal yang disebut dengan huruf diftong. Pengucapan bunyinya dilakukan secara luncur dan tingginya tidak sama. Dengan kata lain, huruf vokal pertama pembunyiannya tinggi sedangkan huruf vokal kedua rendah. Huruf diftong dilambangkan dengan aiau, dan oi.
Namun selain itu terdapat ejaan empat huruf konsonan khusus yang tidak ada dalam abjad terpakai dan masuk kedalam pembendaharaan kata-kata bahasa Indonesia. Ke empat ejaan tersebut adalah nysykh, dan ng. Ketika itu para ilmuan dan masyarakat menyepakati bahwa ejaan dua konsonan tidak dipisah pelafalannya, tetapi disan- dingkan atau digabung pengucapannya. Kata nyonya misalnya. Bukan dibaca en-yo-en-ya, melainkan nyo-nya.
Dahulu ketika rezim Soeharto berkuasa, ke empat ejaan khusus sempat ingin diubah menggunakan perlambangan. Menurut aturan PBB, “Jika suatu negara ingin menyusun/ mengubah ejaan yang telah lama, hendaknya dipertimbangkan bunyi dengan hurufnya”. Saat itu presiden berencana membuat satu lambang untuk satu ejaan khusus. Akan tetapi di tengah pencanangan aturan pengejaan baru, masyarakat yang anti dengan Soeharto, tidak menginginkan ini terjadi. Jika ada penyusunan baru dalam ejaan, semua mesin ketik saat itu juga harus dirombak sesuai dengan ejaan baru. Kejadian ini pasti akan menimbulkan kemubaziran. Banyak mesin ketik harus ditarik dari pasaran lalu diperbaharui dan ini tidak membutuhkan biaya yang sedikit. Padahal keadaan perekonomian Indonesia saat itu sedang carut marut. Berikut adalah ejaan baru menggunakan perlambangan yang di ajukan:
• ny → ή • kh → χ
• ky → ŝ • ng → ŋ
Kata-kata serapan yang diadaptasi dari bahasa asing contohnya pada katamaghrib dan dharma, karena ejaan gh dan dh tidak terdapat pada ke 26 huruf dan ke empat ejaan huruf khusus, maka penulisan tersebut dianggap tidak benar. Seharusnya huruf dihi- langkan, hingga dapat ditulis: magrib dan darma. Kemudian untuk penulisan sebuah nama diri atau sebuah nama perusahaan yang tidak sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, tidak diupayakan untuk mengganti pengejaannya. Ini karena ejaan penamaan mendapat payung hukum yang berfungsi untuk memperbolehkan nama tersebut tetap sesuai dengan pemberian semula, meskipun secara harfiah pedoman ejaannya tidak benar.
Pemenggalan Kata
Pemenggalan pada suatu kata dapat disebut juga sebagai penyukuan kata yang setiap suku kata memiliki setidaknya satu konsonan dan satu bunyi vokal. Berikut adalah macam-macam pemenggalan kata:
1.    Apabila ada huruf konsonan di antara huruf vokal (VKV),maka pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan (V-KV). Contohnya pada kata anyir dan asyik, pemenggalannya menjadi a-nyir dan a-syik. Namun ada pengecualian untuk penulisan pemenggalan,disaat posisi kata berada dalam kata terakhir disebuah rangkaian kalimat yang ruangnya tidak lagi bisa tertampung, maka kata tersebut tidak boleh dipenggal. Tetapi harus dipindahkan ke baris selanjutnya. Karena satu huruf sebagai bagian dari suku yang berdiri sendiri tidak boleh dipengggal.
2.    Apabila ada dua huruf konsonan di antara huruf vokal (VKKV), maka pemenggalan terjadi di antara konsonan (VK-KV). Contohnya pada kata unsurdan makhluk, pemenggalannya menjadi un-sur dan makh-luk.
3.    Apabila ada tiga huruf konsonan di antara huruf vokal (VKKKV), maka pemenggalan terjadi di antara K1 dan K2(VK-KKV). Contohnya pada katabentrok dan infra, pemenggalannya menjadi ben-trok dan in-fra.
4.    Apabila ada suatu kata terdiri dari dua unsur, maka pemenggalan terjadi di antara unsur-unsur atau gabungan unsur. Contohnya pada kata introspeksi dankilo- gram, pemenggalannya menjadi in-tro-spek-si dan ki-lo-gram.

5.    Apabila di tengah atau di akhir kata ada huruf vokal berurutan, maka pemenggalan terjadi di antara kedua huruf vokal. Contohnya pada kata variasidan pendataan, pemenggalannya menjadi va-ri-a-si dan pen-da-ta-an. Kemudian pada huruf diftong (aiau, dan oi), pemenggalan tidak dilakukan demikian. Karena huruf diftong tidak bisa dipisahkan. Misalnya pada kataharimau, dapat dipenggal menjadi ha-ri-mau bukan ha-ri-ma-u.


Source:

Memperingati Hari Pahlawan 10 November

Dalam rangka memperingati hari pahlawan yang jatuh tepat hari ini 10 November 2013, akan saya jelaskan sejarah singkat kenapa hari pahlawan selalu diperingati pada tanggal 10 November. Peristiwa 10 November merupakan peristiwa sejarah perang antara Indonesia dan Belanda. Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian, tepatnya, 8 Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu, Indonesia diduduki oleh Jepang.

Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Sebelum dilucuti oleh sekutu, rakyat dan para pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada 25 Oktober. Tentara Inggris didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, selain itu, tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya. NICA(Netherlands Indies Civil Administration) pun membonceng. Itulah yang meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana.

Di Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda, Merah-Putih-Biru, di Hotel Yamato, telah melahirkan Insiden Tunjungan, yang menyulut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan badan-badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober.

Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya (Mayor Jenderal Mansergh) mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para pejuang dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.

Ultimatum tersebut ditolak oleh Indonesia. Sebab, Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri (walaupun baru saja diproklamasikan), dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai alat negara juga telah dibentuk.

Selain itu, banyak sekali organisasi perjuangan yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar. Badan-badan perjuangan itu telah muncul sebagai manifestasi tekad bersama untuk membela republik yang masih muda, untuk melucuti pasukan Jepang, dan untuk menentang masuknya kembali kolonialisme Belanda (yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia).

Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran dan dahsyat sekali, dengan mengerahkan sekitar 30 000 serdadu, 50 pesawat terbang, dan sejumlah besar kapal perang.

Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom, ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Ribuan penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka. Tetapi, perlawanan pejuang-pejuang juga berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk.

Pihak Inggris menduga bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal perang, tank, dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak.

Namun di luar dugaan, ternyata para tokoh-tokoh masyarakat yang terdiri dari kalangan ulama' serta kiyai-kiyai pondok jawa seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kiyai-kiyai pesantren lainnya mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat umum (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kiyai)juga ada pelopor muda seperti bung tomo dan lainnya. sehingga perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan, sebelum seluruh kota jatuh di tangan pihak Inggris.

Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.



Source:
http://adhityanugrahanovianta.blogspot.com/2012/11/sejarah-hari-pahlawan.html
http://gudang-sejarah.blogspot.com/2009/01/sejarah-hari-pahlawan.html
http://www.infonews.web.id/2012/11/makna-hari-pahlawan-10-november.html

PEMBELIAN

Pengertian Pembelian
Menurut Sofjan Assauri, pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk medapat kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap pelaksanaan fungsi ini, karena pembelian menyangkut investasi dana dalam persediaan dan kelancaran arus bahan ke dalam pabrik.
Menurut Mulyadi, aktifitas dalam proses pembelian barang adalah:
1.       Permintaan pembelian
2.       Pemilihan pemasok 
3.       Penempatan order pembelian
4.       Penerimaan barang
5.       Pencatatan transaksi pembelian.
Permintaan pembelian adalah contoh suatu aktifitas yang merupakan satuan pekerjaan yang ditujukan untuk memicu bagian pembelian melakukan pengadaan barang sesuai dengan spesifikasi dan jadwal sebagaimana yang dibutuhkan oleh pemakai barang. Penerimaan barang adalah contoh aktifitas penerimaan kiriman dari pemasok sebagai akibat adanya order pembelian yang dibuat oleh bagian pembelian.
Tanggung jawab bagian pembelian antara lain adalah :

1)    Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar rencana operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga yang perusahaan pabrik akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya.
2)    Bertanggung jawab atas usaha-usaha untuk dapat mengikuti perkembangan bahan-bahan yang baru yang dapat menguntungkan dalam proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perusahaan, harga dan desainnya.
3)    Bertanggung jawab untuk meminimalisasi investasi atau meningkatkan perputaran (turn over) bahan, yaitu dengan penentuan schedule arus bahan ke dalam pabrik dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi.
4)    Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data dan perkembangan pasar, perbedaan sumber-sumber penawaran (supply) dan memeriksa pabrik supplier untuk mengetahui kapasitasnya dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
5)    Bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima, yaitu pekerja-pekerja digudang pabrik dan bertanggung jawab atas pengawasan persediaan (inventory control).
Tugas-tugas yang dilakukan bagian pembelian dalam memenuhi tanggung jawab antara lain :
  1. Melakukan pembelian bahan-bahan secara bersaing atas dasar nilai yang ditentukan tidak hanya oleh harga yang tepat tetapi oleh waktu juga  yang tepat, jumlah dan mutu/kualitas yang tepat.
  2. Membantu melakukan pemilihan bahan-bahan dengan menyelidiki/subsitusi.
  3. Untuk memperoleh sumber-sumber pilihan dari suplai dengan melakukan usaha-usaha pencarian paling sedikit dua sumber dari suplai.
  4. Mempengaruhi tingkat persediaan yang terendah.
  5. Menjaga hubungan dengan supplier dengan baik.
  6. Melakukan kerjasama atau koordinasi yang efektif dengan fungsi-fungsi lainnya dalam perusahaan.
  7. Melakukan penelitian tentang keadaan perdagangan dan pasar.
  8. Melakukan pembelian seluruh bahan-bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan tepat pada waktunya sehingga tidak mengganggu rencana produksi dari perusahaan pabrik tersebut.
Macam-macam pembelian yaitu:
Menurut sifat Manulang pembelian dibagi dalam tiga macam pembelian, yaitu:
  1. Hand-To-Mouth Buying (Pembelian yang Teratur), yaitu pembelian yang didasarkan atas besarnya kebutuhan sekarang. Maksudnya adalah untuk mencegah kerugian/keburukan yang diakibatkan oleh adanya persediaan bahan yang berlebih di gudang dan penggunaan modal dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
  2. Speculative Purchasing (Pembelian Spekulatif), yaitu pembelian yang tidak didasarkan karena perlunya bahan itu dipergunakan dalam proses produksi sekarang, tetapi didasarkan karena suatu motif untuk mendapatkan keuntungan akan naiknya harga bahan pada waktu yang akan datang.
  3. Forward Buying (Pembelian Sebelumnya), yaitu pembelian untuk memenuhi tersedianya bahan mentah secara continue agar perusahaan tidak sampai terganggu aktivitasnya karena tidak tersedianya bahan baku pada waktunya.



Source:

Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian

Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan yang digunakan akan menghasilkan suatu keputusan. Pengambilan keputusan sendiri merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif sebelum pembelian, pembelian, konsumsi, dan evaluasi alternatif sesudah pembelian (Engel,1995). Selanjutnya akan dijelaskan mengenai proses pengambilan keputusan membeli yang meliputi pengertian proses pengambilan keputusan membeli, tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli, tingkatan dalam proses pengambilan keputusan membeli serta faktor apa saja yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan membeli.
Konsumen adalah bagian terpenting dalam target pasar suatu perusahaan. Konsumen yang konsumtif juga merupakan sasaran utama para peserta pasar dan perusahaan. Tetapi, kadang konsumen kurang berhati- hati dalam melakukan pembelian sehinggam menimbulkan kerugian sepihak. Maka dari itu, harus dilakukan evaluasi alternatif yang dilakukan oleh konsumen sebelum mengambil keputusan untuk membeli.
Adapun pertimbangan yang dilakukan konsumen sebagai berikut :
  1. Produk yang murah – Produk yang mahal, tingkat ekonomi suatu negara mempengaruhi konsumen untuk megkonsumsi barang- barang yang harganya relatif murah. Hanya beberapa persen penduduk yang berani mengkonsumsi suatu produk atau jasa dengan harga yang mahal. Selebihnya, berpikir 3 sampai 4 kali untuk membelinya.
  2. Pembelian yang sering – Pembelian yang jarang, barang atau jasa yang sering dibeli.
  3. Merek yang biasa - merek yang terkenal.
Analisis pengambilan keputusan oleh konsumen
  1. Sudut pandang ekonomis, konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional harus mengetahui semua kelemahan dan kekuatan produk atau jasa yang dibelinya serta mempertimbangkan kegunaannya untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
  2. Sudut pandang kognitif, konsumen merupakan pengelolah informasi yang selalu mencari tahu apa saja tentang produk dan jasa yang dibutuhkan. Pengelola informasi selalu berujung pada pilihan unutk membeli atau menolak produk tersebut.
  3. Sudut pandang emosional, konsumen yang memiliki sifat cenderung mengkoleksi atau emmfavoritkan suatu barang atau jasa dan akan melakukan apa pun demi mendapatkannya termasuk dalam golongan ini, sehingga anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Tetapi, bila sudah mendapatkan produk yang membuat perasaan mereka lebih baik, maka keputusan yag mereka ambil merupakan keputusan rasional. 
Dalam perilaku konsumen, evaluasi alternatif sebelum pembelian itu sangat perlu, karena yang namanya membeli kitapun sebagai konsumen juga harus teliti betul dengan barang yang ingin kita beli. Karena tekadang, meskipun barang yang dipasarkan bagus pasti terkadang ada cacatnya. Kemudian yang kedua hal yang biasa terjadi itu harganya, yang sebenarnya harga tersebut aslinya sangat murah, tetapi jika kita tidak teliti dan pintar-pintar dalam membeli kita juga akan tertipu dengan penjualan yang harganya cukup mahal. Kemudian dari segi kualitasnya, terkadang harga mahal tidak menjamin bahwa barang tersebut merupakan barang yang bagus, sama saja tas mahal dengan kulit sapi atau kulit lainnya, apabila tidak dirawat lama-kelamaan pasti kulit tersebut akan mengelupas dengan sendirinya. Dan malahan terkadang tas dengan harga urah malah justru barangnya lebih bagus dibandingkan dengan tas yang harganya lebih mahal. Lalu dari segi keterkenalan barang tersebut, terkadang barang yang tidak terkenal bisa disebut sebagai barang yang tidak laku, atau bisa jadi barang tersebut memang tidak banyak peminatnya atau bisa jadi barang tersebut memang limited edition (satu-satunya). Pasti barang yang namanya sarang satu-satunya biasanya dijual di toko-toko tertentu dan memang sengaja diproduksi hanya satu barang itu saja, dan harganyapun juga lumayan mahal, apabila barang itu bagus. Namun lain halnya jika barang yang tidak laku atau tidak banyak peminatnya, itu biasanya barang tersebut tidak bagus atau tidak menarik para konsumen sehingga barang terseut tidak laku terjual. Biasanya jika di mall-mall apabila banyak barang yang cacat sedikit atau tidak laku, biasanya mereka akan mengadakan cuci gudang dengan memberikan diskon, tujuannya agar modal mereka kembali.


Tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen:
  1. Konsumen individu, Pilihan merk dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik merk dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merk dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup dan karakteristik personalia.
  2. Pengaruh lingkungan, Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial, teman, anggota eluarga dan faktor yang menentukan situasional.
  3. Marketing strategy, Pemasaran yang baik adalah pemasaran yangmempunyai banyak data atau informasi dari konsumen untuk evaluasi dalam proses pengambilan keputsan, sehingga pangsa pasar dapat tepat sasaran.

Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternative-alternative pilihan. Kriteria alternative dapat muncul dalam berbagai bentuk misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria keselamatan, kenyamanan, harga, merek, Negara asal(country of origin) dan juga aspekhedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.
Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:
  1. Harga
    Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
  2. Nama Merek, Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
  3. Negara asal, Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.
  4. Saliensi ( Atribut yang mencolok), Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.
Empat Tipe Proses Pembelian Konsumen
  1. Proses Complex Decision Making, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
  1. Proses Brand Loyalty, Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.
  1. Proses Limited Decision Making, Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal. Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi.
  1. Proses Inertia, Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertas tisu.
Tahap-tahap Dalam Proses Pembelian
  1. Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan, Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan
  2. Menilai Sumber-sumber, Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.
  3. Menetapkan Tujuan Pembelian, Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya
  4. Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian, Tahap ketika konsumen mulai mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian
  5. Keputusan Membeli, Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya
Perilaku Sesudah Pembelian, Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap produk tertentu


Source: