Kamis, 24 November 2011

SEGELINTIR ORANG PINGGIR KOTA

Gadis Peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dan kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katredal
Melintas-lintas diatas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan diatas itu tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hiidupnya tak lagi punya tanda
Oleh Toto Sudarto Bachtiar
Dikutip dari “Gema Tanah Air”


Si Pemulung Kota
Cahaya pancaran auramu
Mengisakkan aku yang melihatmu
Banting tulang dirimu hanya untuk sesuap nasi
Demi menjalani hari-hari yang bagimu berarti
            Dengan muka dipenuhi tetesan keringat
            Kau terlihat sangat semangat
            Mengumpulkan barang-barang berkarat
            Disertai terik matahari yang menyengat
            Hingga sontak membuat hatiku terjerat
Ingin aku mendampingimu
Dikota yang penuh liku-liku
Dalam setiap langkah kau berjibaku
Memilah milih sampah kotaku
            Hidupmu pasti hanya dipenuhi angan-angan belaka
            Padahal mungkin saja kau dapat menghirup hawa tawa
            Jika kau tiada,
            Dunia pasti kan merana
            Sampah-sampah bertebaran dipinggir kota
            Disertai bau busuknya yang menyenga
            Sungguh kau pemulung kota
            Tanpamu dunia tak bernyawa

1 komentar: