Minggu, 20 Oktober 2013

Ketika Zona Pertemanan Berubah Menjadi Zona Percintaan

TEMEN JADI DEMEN? HAHAHA suatu hal yang bukan mustahil lagi terjadi kayaknya. Pernah nggak sih kalian ngerasain hal kaya gitu? Sebagian besar orang tentu dan pasti pernah merasakannya. Hal tersebut mutlak terjadi dimanapun dan kesiapapun orangnya. Mungkin banyak yang bilang kalau pertemanan itu indah tanpa campuran percintaan didalamnya. Tapi kalau emang cinta tumbuh diantara pertemanan itu, why not? hehe 
Tak ada satu orangpun yang dapat menolak akan hadirnya cinta tersebut, ya namanya juga perasaan, walaupun jatuhnya ke teman kita sendiri sah-sah aja kok. Di sekitar kita banyak loh orang yang memiliki teman atau sahabat lawan jenis yang begitu dekat. Biasanya saking dekatnya, mereka bersedia saling mengetahui segala sifat jelek masing-masing, namun tetap tidak saling meninggalkan. Nah semakin dekat hubungan pertemanan itu, timbul deh kenyamanan ketika lagi bareng-bareng, abis itu biasanya udah mulai saling perhatian, atau mungkin udah tumbuh benih-benih cinta diantara keduanya. 
Namun karena pada mikir nggak mungkin dijadiin pasangan, keduanya malah cari aman dengan tetap di dalam zona pertemanan dengan alasan tidak mau merusak pertemanan tersebut. Biasanya yang suka mikir kaya gitu wanitanya, bahkan sebelum mencobanya banyak wanita yang sudah berpikir jauh kalau nantinya hubungan asmara dengan si temannya itu berakhir buruk. Akan ada perasaan berbeda setelah mengubahnya dari zona pertemanan ke dalam zona percintaan.
Hubungan cinta yang awalnya dimulai lewat hubungan pertemanan, akan lebih menghargai pendapat satu sama lain. Mungkin agak sedikit canggung di awal hubungan, namun anda tak perlu berpura-pura bersikap manis dan bisa saling jadi diri sendiri. Alasan lainnya yang biasa diutarakan adalah tidak ada ketertarikan sensual dengan si teman pria. Seringkali anda merasa memang tidak ada ketertarikan untuk ke arah sana, dan hal itu tidak bisa dipaksakan. Tapi jika beberapa kali anda mendapati diri cemburu, terus memikirkannya atau merasa kehilangan ketika dia mendekati wanita lain, akuilah di lubuk hati terdalam anda ingin bersamanya. Namun, secara psikologis anda membatasi perasaan itu karena takut akan merusak persahabatan, atau takut ditolak.
Kadang anda harus mengambil risiko dalam hidup untuk menjadi bahagia. Ketakutan tidak akan membuat anda maju. Jangan terus menyulitkan diri dengan memikirkan, "Bagaimana jika tidak berjalan baik nantinya?" Dibandingkan harus diliputi perasaan cemas berkepanjangan, sebaiknya mulai berpikir positif, "siapa tahu hubungan itu akan berjalan baik." Pepatah, "tidak akan tahu, jika belum mencobanya" bisa jadi pegangan anda untuk meyakinkan diri sebelum memulai hubungan.
Berikut ini ada suatu quote, “Jika sahabatmu sendirilah yang ternyata suka sama kamu, dan ingin bersamamu kapanpun dan dimanapun, gimana reaksimu? apakah kau mau membunuh perasaannya? dia sahabatmu! apakah kamu mau menjaga perasaannya? gak mungkin! apakah kamu akan menjauhinya? sekali lagi, dia sahabatmu! kamu mau nyakitin perasaannya? berarti kamu gagal jadi sahabatnya!”
Menjauh bukanlah satu keputusan yang tepat untuk menjaga perasaan seseorang yang pernah menyatakan cinta padamu. Bisa jadi dengan menjauhinya, dia lebih terluka dengan sikapmu, lebih kecewa dengan perlakuanmu. Dia tak bisa mendapatkan cinta darimu, dan pada akhirnya dia juga tak bisa jadi sahabatmu. Itukah yang kamu harapkan dengan berlaku seperti itu? “Jangan pernah jadikan persahabatan untuk menolak cinta seseorang. Karena kamu nggak akan pernah benar-benar jadi sahabatnya. Dan jangan kamu kira kamu akan bahagia setelah melukai orang yang menyayangimu dengan terus menerus menjauhinya, membunuh perasaannya… Kamu mungkin bahagia, tapi kamu melukai perasaannya”
Persahabatan dan cinta bukan dua hal yang bertolak belakang. Jika kita tak bisa menerima cinta seseorang sebagai rasa cinta seorang pacar, mungkin lebih baik kita menerima cinta orang itu sebagai rasa cinta seorang sahabat. Tak akan ada yang terluka, dan tak akan ada yang tersakiti. Karena sahabat, saling mengerti.
Jadi, ketika zona pertemanan berubah menjadi zona percintaan tidak ada yang bisa melarangnya karena hal tersebut mutlak terjadi. Cinta itu bukan suatu paksaan dan cinta juga bukan suatu tekanan. Akan tetapi, cinta tumbuh dengan sendirinya. Tumbuh karena suatu kecocokan diantara keduanya. So, bagi kalian yang mempunyai rasa terhadap teman atau sahabat kalian sendiri jangan pernah takut untuk mengungkapkannya. Lebih baik jujur daripada penyesalan membayangi kalian. Tapi jika kita tidak bisa memperoleh cinta itu, jangan pernah juga kita menyesal sudah mengungkapkannya ataupun marah karena ada penolakan, kita harus bisa mengatasi rasa kehilangan itu dan ikhlaskan dia anggap saja belum berjodoh. Sesungguhnya kejujuran itu lebih penting. Jujur dalam segala hal termasuk perasaan anda, jangan pernah takut untuk mengungkapkan. Wish you luck!

source: 
http://kpmku.wordpress.com/2012/02/24/sahabat-jadi-cinta/
http://wolipop.detik.com/read/2013/05/15/192040/2247101/852/ini-alasan-wanita-ragu-mengubah-status-sahabat-menjadi-kekasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar