Dalam pemakain sehari – hari,
kata berpikir sering disamakan dengan bernalar. Akan tetapi, menurut
Sudarminta, sesungguhnya berpikir lebih luas dari pada bernalar. Seperti yang
dikemukakan oleh Habermas, selain rasionalitas teknologis, masih ada rasionalitas
tindakan komunikatif. Dalam penalaran rasionalitas yang pertama, pikiran
menyibukkan diri dengan penemuan sarana yang paling efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan. Adapun penalaran model rasionalitas yang kedua, arahnya adalah
upaya saling memahami.
Menurut Sudarminta, Bernalar adalah kegiatan pikiran
untuk menarik kesimpulan dari premis – premis yang sebelumnya udah diketahui. Bernalar bisa dalam bentuk :
a. Induktif
b. Deduktif
c. Abduktif
Seperti yang kita ketahui bahwa
dengan bernalar kita akan memperoleh kesimpulan yang lurus. Suatu penarikan
kesimpulan baru dianggap sah apabila proses penarikan kesimpulan tersebut
dilakukan menurut cara tertentu yang disebut logika. Logika dapat diartikan
sebagai ilmu kecakapan untuk berpikir lurus. Akan tetapi Drs. Heru Suharto, S.
Fi. mengatakan dalam bukunya yang berjudul Kesesatan-Kesesatan Dalam Penalaran
bahwa untuk sampai pada suatu ketepatan bernalar, terdapat rambu-rambu yang
sangat perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesesatan. Jadi dalam menggunakan
logika pun kita harus hati-hati karena apabila logika yang digunakan ternyata
tidak sesuai dengan rambu-rambu kebenaran yang ada, maka kita hanya akan
memperoleh kesimpulan yang salah.
Proses bernalar meliputi beberapa
tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
1. Mengerti, yaitu tahap dimana seseorang memahami
segala aspek dari objek yang diamati.
2. Memutuskan, yaitu menetapkan kesimpulan
sementara berdasarkan fakta-fakta yang ada.
3. Menyimpulkan, yaitu memberikan kesimpulan yang
pasti mengenai objek yang diamati setelah fakta-fakta yang ada di uji kembali
kebenarannya.
Sedangkan berpikir adalah
pengertian yang luas dan secara menyeluruh, mulai dari penyerapan indrawi,
konseptualisasi atau proses pemahaman atas data yang telah diperoleh serta
berakhir dengan penegasan putusan.
Secara garis besar, ada dua macam
berpikir :
a. Berpikir Autistik
Ialah proses
berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat
pribadi, contoh nya mimpi,menghaual atau wishful thinking.
b. Berpikir Realisik
Ialah proses
berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Menurut Rakhmat (1994;69) ada
tiga macam berpikir Realistik :
a. Berpikir Deduktif
Kata deduktif
berasal dari deduksi. Maka berpikir deduktif adalah proses berpikir yang
bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk
suatu kesimpulan.
b. Berpikir Induktif
Kata Induktif
berasal dari induksi. Maka berpikir induksi adalah proses berpikir yang
bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu
kesimpulan.
c. Berpikir Evaluatif
Ialah berpikir
secara kritis, menilai baik – buruknya, tapat atau tidak nya suatu gagasan.