Sabtu, 22 Maret 2014

BERPIKIR DAN BERNALAR

Dalam pemakain sehari – hari, kata berpikir sering disamakan dengan bernalar. Akan tetapi, menurut Sudarminta, sesungguhnya berpikir lebih luas dari pada bernalar. Seperti yang dikemukakan oleh Habermas, selain rasionalitas teknologis, masih ada rasionalitas tindakan komunikatif. Dalam penalaran rasionalitas yang pertama, pikiran menyibukkan diri dengan penemuan sarana yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Adapun penalaran model rasionalitas yang kedua, arahnya adalah upaya saling memahami.
Menurut Sudarminta, Bernalar adalah kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari premis – premis yang sebelumnya udah diketahui. Bernalar bisa dalam bentuk :
a. Induktif
b. Deduktif
c. Abduktif
Seperti yang kita ketahui bahwa dengan bernalar kita akan memperoleh kesimpulan yang lurus. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sah apabila proses penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu yang disebut logika. Logika dapat diartikan sebagai ilmu kecakapan untuk berpikir lurus. Akan tetapi Drs. Heru Suharto, S. Fi. mengatakan dalam bukunya yang berjudul Kesesatan-Kesesatan Dalam Penalaran bahwa untuk sampai pada suatu ketepatan bernalar, terdapat rambu-rambu yang sangat perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesesatan. Jadi dalam menggunakan logika pun kita harus hati-hati karena apabila logika yang digunakan ternyata tidak sesuai dengan rambu-rambu kebenaran yang ada, maka kita hanya akan memperoleh kesimpulan yang salah.
Proses bernalar meliputi beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
1. Mengerti, yaitu tahap dimana seseorang memahami segala aspek dari objek yang diamati.
2. Memutuskan, yaitu menetapkan kesimpulan sementara berdasarkan fakta-fakta yang ada.
3. Menyimpulkan, yaitu memberikan kesimpulan yang pasti mengenai objek yang diamati setelah fakta-fakta yang ada di uji kembali kebenarannya.
Sedangkan berpikir adalah pengertian yang luas dan secara menyeluruh, mulai dari penyerapan indrawi, konseptualisasi atau proses pemahaman atas data yang telah diperoleh serta berakhir dengan penegasan putusan.
Secara garis besar, ada dua macam berpikir :
a. Berpikir Autistik
Ialah proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contoh nya mimpi,menghaual atau wishful thinking.
b. Berpikir Realisik
Ialah proses berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Menurut Rakhmat (1994;69) ada tiga macam berpikir Realistik :
a. Berpikir Deduktif
Kata deduktif berasal dari deduksi. Maka berpikir deduktif adalah proses berpikir yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan.
b. Berpikir Induktif
Kata Induktif berasal dari induksi. Maka berpikir induksi adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan.
c. Berpikir Evaluatif
Ialah berpikir secara kritis, menilai baik – buruknya, tapat atau tidak nya suatu gagasan.




Sumber: